EKSPOR-IMPOR (Klik Gambar Dibawah ini)

Chatonomy

IKLAN GLOBAL-MBA.COM

KORAN GARDA INDONESIA

KORAN GARDA INDONESIA

Cerita Hary Tanoe soal RI yang Pernah Menjadi Macan Asia

Tuesday, 12 January 2016

\Cerita Hary Tanoe soal RI yang Pernah Menjadi Macan Asia\ 

JAKARTA - Indonesia selalu terjebak pada zona nyaman. Hal ini yang membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada beberapa waktu terakhir ini cenderung melambat.

CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo menjelaskan, padahal negara lain pernah menyebut Indonesia sebagai negara macan Asia, namun Indonesia melupakan pembangunan infrastruktur, menyiapkan pendidikan hingga birokrasi yang baik. Hal ini dikarenakan, Indonesia selalu terjebak pada zona aman.

Dirinya menceritakan soal struktur ekonomi nasional pada era 1970-an diwarnai dengan kekuatan Indonesia sebagai produsen minyak. Kala itu, produksi minyak Indonesia berlimpah. Indonesia pun ‎menjadi negara eksportir minyak, serta masuk menjadi anggota Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC).

"‎Kita kelebihan minyak, kita ekspor, kita tertolong. Waktu itu pertumbuhan ekonomi tumbuh Tapi enggak persiapkan processing dengan baik," tegasnya saat acara Group & Economy Update di MNC News Center, Jakarta, Senin (11/1/2016).

Sedangkan pada 1980-an hingga 1990-an, kekuatan minyak di Indonesia sudah menurun dan telah bergeser ke arah manufakturing dengan lahirnya sektor industri. Hal ini pun yang mendasari tumbuhnya pembangunan pabrik di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur.

Namun karena Indonesia memiliki kelemahan dengan sering masuk di zona nyaman. Indonesia lupa bahwa negara lain juga mempersiapkan diri dengan memperkuat basis industrinya.

"‎Kita lupa negara lain, begitu lihat Indonesia sebagai macan Asia, dia juga ingin coba memperkuat basis industrinya. Indonesia tidak mempersiapkan, negara lain seperti China, Korea, Vietnam, mereka mencoba memperbesar basis industri," papar Hary Tanoe.

Pada kondisi tersebut, Indonesia akhirnya kalah dan tidak bisa bersaing dengan negara-negara lainnya yang mulai menunjukkan keperkasaan. Sehingga, pada krisis keuangan 1998 Indonesia sangat rentan.
"Banyak industri manufaktur pindah ke negara lain, dari situ mulai awal merosotnya kekuatan ekonomi nasional," ungkapnya.

Namun, Indonesia kembali diuntungkan dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) yang dimiliki. Pada 2000, harga komoditas di pasar global meroket dan ekonomi Indonesia kembali tertolong.
"Tapi sekarang harga komoditas terus turun," tukasnya.

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Satatistik

Statistiken
 
Copyright © 2011. KORAN GARDA - All Rights Reserved

Distributed By Free Blogger Templates | Lyrics | Songs.pk | Download Ringtones | HD Wallpapers For Mobile

Proudly powered by Blogger